Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label Self Talking

Ketenangan Diri

Katanya, menemui ketenangan itu adalah tentang bagaimana cara kita mengendalikan diri sendiri. Tidak selalu bisa kita dapatkan secara cuma-cuma, setidaknya memang ada sebuah upaya memilih yang kita paksakan pada diri.  Jadi ceritanya, seminggu yang lalu secara tidak sengaja aku baca sebuah quotes  di instagram story salah sorang selebgram. Tulisannya kurang lebih gini; " kamu nggak dosa kok kalo nge- hide story atau postingan temen-temenmu kalo emang ngerasa apa yang mereka share itu minim manfaat. Atau kamu malah jadi negative thinking/over thinking sama mereka, malah insecure , pun perasaan-perasaan berkecamuk lainnya. Sudah disediakan fitur itu, manfaatkanlah. Menjaga perasaan diri dari energi negatif itu (penting) banget ". Pas baca quotes  itu, mendadak aku senyum-senyum sendiri. Dalam hati ngomong; "iya, aku malah udah lama menerapkan". Entah ada yang menyadari ataupun tidak, sebenarnya sudah sejak lama aku nge- hide banyak teman di sosial media. Menyembu...

Jenuh (sebuah refleksi diri)

Pernahkah merasa bahwa hidup ini terlampau rumit untuk dijalani? Jenuh dengan segala problema yang kian hari kian menenggelamkan kita dalam derita.  Rasanya ingin sekali hanya memiliki satu masalah saja, ya? Hemm, supaya tidak terlalu terbebani dan barangkali bisa sungguh-sungguh fokus mencari solusi. Namun dalam kenyataan hidup, seringnya masalah demi masalah datang tanpa terlebih dahulu bertanya perihal kesiapan kita untuk menghadapinya, bergerombol pun berdesak-desakan menyerbu dalam satu waktu.  Lelah, bukan sebuah kata yang perlu dipungkiri lagi. Siapapun kita pasti akan merasakan lelah. Walaupun bukan bermakna menyerah. Sekali-kali tidak menandakan ada yang tengah menyerah pada kenyataan. Hanya saja, acapkali tidak fasih mengendalikan diri membuat segalanya berantakan. Menempatkan diri dalam kondisi yang semakin memburuk. Dimana diri mulai abai dengan orang-orang sekitar, abai dengan kesehatan fisik, dan yang lebih kacau ialah; mulai abai dengan segala urusan ibadah. Ban...

Terimakasih^^

Dua jam sudah aku duduk di depan layar laptop, memandangi beberapa tulisan yang mengendap dalam draf blogku. Kubuka satu-dua tulisan yang belum sempat diedit dan mencoba larut didalamnya. Tapi tidak berhasil, kali ini aku merasa tidak bisa masuk pada setiap tulisan-tulisan itu. Entah mengapa rasanya  nggak   sreg . Sudah beberapa kali aku mencoba fokus menambahkan lanjutan. Tetap saja, malah semakin membuat semua tulisan itu tidak layak untuk dipublikasikan sementara ini. Kuputuskan membuka lembaran baru, kalau saja lebih baik membahas tema lain. Tiga puluh menit berlalu, dengan aku yang masih memainkan  keyboard  dengan aktifitas mengetik dan menghapus, mengetik dan menghapus. Lagi, lagi dan lagi. Aku seperti sedang berada dalam posisi kebingungan mau menuliskan apa, tapi juga merasa tidak bisa menunda diri dari keinginan menulis hari ini. Sayang kalau kesempatan menepi ini tidak menyisakan satupun jejak tulisan.  Hari demi hari terus berganti, banyak rencana y...

Jangan Sampai Membuatmu Kehilangan Kebahagiaan, Jangan sampai!

Berselancar di dunia maya adalah candu. Nampaknya, begitu yang terjadi belakangan ini.  Padahal, sejak keputusanku pulang ke kampung halaman beberapa bulan yang lalu. Aku mulai terbiasa dengan siklus yang berbeda; merasa kurang begitu tertarik menggenggam ponsel. Berada di rumah berarti aku disibukkan dengan padatnya aktifitas sehari-hari. Ibadah, beberes rumah, mencuci, menyetrika, masak, dan jualan. Sampai-sampai ponsel mati gara-gara kehabisan baterai pun berkali-kali luput dari perhatianku.  Keadaan berduka usai sepeninggalan Nenek ke pangkuan-Nya, sepertinya menjadi alasan utama. Ya, sementara lalu aku sedang ingin hengkang dari dunia maya. Demi upaya melapangkan hati dari rasa kehilangan yang amat berat. Selepas dua bulan hengkang, belakangan aku malah kembali ke kebiasaan lama.  Kesulitan tidur membuatku keasyikan menghabiskan waktu berjam-jam hanya untuk berkeliaran di lini masa. Memperhatikan setiap yang terpampang disana. Beralih dari satu gambar ke gambar lainn...

Sebaik Apapun Menurutmu, Belum Tentu Baik Menurut Allah

Duhai diriku, apa yang sedang menyita pikiranmu? Apakah hanya dengan satu atau dua kegagalan saja kamu harus membayarnya dengan suasana muram dan gusar sepanjang hari?  Bukankah kamu sering mendengar, betapa banyak kisah hidup orang lain diluar sana yang jauh lebih sulit dari apa yang pernah kamu jalani. Tak satupun manusia di dunia luput dari ujian kegagalan.  Andai saja, tidak pernah ada kegagalan. Andai saja, tidak perlu ada tangisan menyertai setiap pengorbanan. Atau andai saja, keinginanmu itu tidak membutuhkan satupun bentuk pengorbanan, lurus serta mulus. Apakah menurutmu semua akan berjalan baik dan kelak terasa memuaskan? Barangkali tidak. Sudah pasti level kebahagiaan itu akan meningkat seiring besarnya bentuk pengorbanan dan banyaknya rintangan yang akhirnya berhasil diselesaikan. Seringkali untuk menggapai apa yang kita impikan dalam hidup, harus diawali dengan perjuangan menerima dan menyelesaikan segala bentuk penderitaan. Penderitaan itu acapkali malah berbuah p...

Jika Aku Kecewa

Sulit memang, membendung sakit dalam hati. Rasanya hampir saja kau lupa diri, seperti ingin sekali meluapkan semua yang kau pendam dalam-dalam.  Dadamu amat sesak. Tak sadar sudah berkali-kali hujan jatuh dari ujung matamu. Kata-kata pedas nan mengerikan sebenarnya sudah dalam posisi bersedia keluar dari mulutmu.  Namun, untuk kesekian kalinya kau bersusah payah menahan diri. Dear diriku, amarah atas segala bentuk kekecewaaan memang seringnya menyeretmu jauh ke dalam ruang sakit teramat sangat. Aku sungguh tau perasaan semacam itu akan hadir kapan saja sang waktu menginginkannya. Aku pun sungguh tau, tidak selalu kau tampil baik perihal mengendalikan diri. Untuk itulah tulisan ini ku adakan teruntukmu, barangkali saat kau tak tau harus berbuat apa, tulisanmu akan menjadi pengingat sekaligus pengobat. Suatu hari, kamu pasti akan berada dalam keadaan yang tak terbayangkan. Sebuah kondisi yang kau alami di balik ketidakinginan mengalaminy...

Fokus, jadilah diri sendiri!

Saat menulis catatan ini, aku terpaku sejenak. Bayangan wajah kedua orang tua berkelabat dalam benakku. Dua sosok yang begitu menginginkan diriku sesukses impian mereka. Rasa-rasanya aku tidak sanggup jika harus memberi luka, sebab tak mampu berbuat sebagaimana mereka mau. Ya, aku tak mungkin menambah luka lagi setelah begitu banyak luka tertoreh di hati mereka. Aku memang belum mampu memberi seperti yang mereka ingini, tapi jauh didalam lubuk hatiku aku ingin menghadirkan senyuman di wajah mereka sepanjang masa "dengan caraku sendiri".  Banyak sekali ku tampung masukan-masukan dari orang-orang yang  ngakunya  memberi nasihat supaya lebih terarah. Namun, nyatanya aku menangkap setiap kata yang keluar dari bibir mereka semacam kritikan tanpa solusi. Mereka terlalu banyak memberi perumpamaan. Memberi contoh dengan menghadirkan cerita sosok A sampai Z yang menurut mereka telah mencapai kata sukses dalam urusan pekerjaan. Entah mengapa tak satupun kisah yang terpa...