Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label Short Story

Cerita Patah~Part 1

  Aku pernah jatuh untuk pertama kalinya, sedalam perasaan yang tidak pernah kuduga. Kupikir; aku hanya menyukai seseorang diam-diam, dan itu tidak sulit. Alias mudah saja. Cukup menginginkannya di dalam hati, lalu menguburnya dalam-dalam. Tidak perlu ada yang tahu soal perasaanku, lantas aku akan tetap baik-baik saja menyembunyikannya sendirian.  Tidak bisa dipungkiri, aku benar-benar dibuat jatuh pada kali pertama bertemu. Kejadian itu sudah berlangsung beberapa tahun yang lalu. Walaupun sudah berlalu cukup lama, aku berniat mengenangnya untuk menjadi bahan refleksi diri.  Wanita pemalu sepertiku, memang cenderung menyukai tipe lelaki yang tidak mudah ditebak. Tidak banyak bicara, cuek namun penuh kejutan adalah sosok yang kukira pantas membersamai diriku. Lelaki agak perfectionist adalah paling ideal, terkhusus untukku wanita yang juga menyukai kesempurnaan. Bukankah pasangan akan sangat serasi jika memiliki banyak kesamaan? Kukira begitu. Berbeda dari kebanyakan,...

Belajar dari Seorang Pemulung

Pagi yang segar. Semerbak aroma sejuk memenuhi rongga dada. Pagi yang membawa semangat bagi jiwa-jiwa yang memiliki hati penuh rasa syukur atas karunia nikmat Rabb semesta. Jam dinding kamarku menunjukkan pukul 06.10 WIB, saatnya aku bergegas meninggalkan hangatnya suasana rumah. Seperti pagi-pagi biasanya, ku mulai hari dengan doa dan harapan-harapan kebaikan. Berbalut jaket kesayangan, memacu motor scoopy merahku dengan kecepatan rendah di jalanan yang masih sepi. Tak lupa ditemani seputar lagu religi sekedar mengusir rasa kantuk yang barangkali sewaktu-waktu hinggap saat berkendara. Pagi memang selalu menawarkan awal baru sebelum menjalani sekelumit hiruk-pikuk kehidupan. Meskipun hawa dingin masih terasa menusuk, bagi sebagian orang hal ini tidak menjadi penghalang untuk melanjutkan rutinitas harian. Sepanjang jalanan beberapa kali aku berpapasan dengan bapak-bapak dengan semangat pagi luar biasa mendorong gerobak jualan meniti jalanan. Beberapa bahkan memanggul ku...

Move On

Aku tertunduk lesu, sedikit menghela napas. Suara dering  handphone  kembali berbunyi. Terdiam, kemudian mengumpulkan energi untuk membuka sebuah  chat  yang beberapa kali notifikasinya muncul di layar utama  handphone ku. Masih menggenggam  handphone , berpikir beberapa menit. "Mengapa aku masih menyimpan kontaknya?", aku mulai bertanya dalam hati. "Apa benar dia? atau jangan-jangan aku lupa ada rekan kerjaku yang bernama sama?". "Ah siapa? Rasanya ga ada". Aku mencoba mengingat-ingat nama semua laki-laki di tempat kerjaku. "Atau teman di kampus?". Berusaha berpikir, menggigit bibir sembari menatap langit-langit ruang kerja. "Ah... Ataukah adik mahasiswa baru yang kemarin mau gabung ke himpunan? Siapa nama adik itu ya? Apa ini dia?", Aku kembali menebak-nebak. Mengetuk dua kali layar  handphone , layar menyala. Ada dua pesan belum terbaca. Dari pengirim yang sama. "BENI". Belum sempat menggeser pol...