Duhai diriku, apa yang sedang menyita pikiranmu? Apakah hanya dengan satu atau dua kegagalan saja kamu harus membayarnya dengan suasana muram dan gusar sepanjang hari? Bukankah kamu sering mendengar, betapa banyak kisah hidup orang lain diluar sana yang jauh lebih sulit dari apa yang pernah kamu jalani. Tak satupun manusia di dunia luput dari ujian kegagalan.
Andai saja, tidak pernah ada kegagalan. Andai saja, tidak perlu ada tangisan menyertai setiap pengorbanan. Atau andai saja, keinginanmu itu tidak membutuhkan satupun bentuk pengorbanan, lurus serta mulus. Apakah menurutmu semua akan berjalan baik dan kelak terasa memuaskan? Barangkali tidak. Sudah pasti level kebahagiaan itu akan meningkat seiring besarnya bentuk pengorbanan dan banyaknya rintangan yang akhirnya berhasil diselesaikan.
Seringkali untuk menggapai apa yang kita impikan dalam hidup, harus diawali dengan perjuangan menerima dan menyelesaikan segala bentuk penderitaan. Penderitaan itu acapkali malah berbuah pengalaman berharga, darinya kekuatan baru bermunculan, pun mampu membentukmu menjadi orang yang jauh lebih baik.
Tidak perlu terlampau kecewa saat kenyataan jauh berbeda. Sebab, perjalanan hidup ini seringnya tidak selalu sesuai dengan harapan-harapan. Sudah berusaha keras, ikhtiar habis-habisan, berdoa sepanjang malam. Tapi Allah menggagalkannya. Bukan Allah tidak melihat dan mendengar. Bukan Allah tidak adil. Hanya saja Allah tau mana yang pantas untuk kamu miliki.
Mungkin belum sekarang, mungkin ada saatnya nanti. Boleh jadi Allah mengabulkan harapanmu pada waktu yang tidak disangka-sangka. Pada titik terakhir kemampuanmu berupaya atau malah disaat kamu mulai melupakannya. Barangkali Allah mengetahui waktu yang paling tepat, sedangkan kamu tidak.
Jangan terlampau diambil pusing, jangan terlalu sering mengutuk diri, dan jangan sekali-kali menyalahkan takdir. Selama ini sudah banyak doamu Allah kabulkan, bukti bahwa Allah tidak pernah mengabaikan. Pun, terlampau banyak nikmat yang Ia adakan tanpa dipintai terlebih dahulu, betapa Allah peduli pada kebutuhan-kebutuhanmu.
Yang perlu dipahami sekarang ini; ketetapan Allah selalu paling benar. Sebaik apapun menurutmu belum tentu baik menurut Allah.
Kembalikan seluruh asa pada-Nya, sebab hanya ditangan Allah segala keputusan. Meskipun kenyataan terasa menyakitkan, tetap yakini bahwa; ini lebih baik, sebab sudah Allah sendiri yang pilihkan. Didiklah hati untuk selalu menerima ketetapan Allah. Tidak sesuai kamauan tidak berarti buruk dijalani.
Palembang, 17 Juni 2020
17:03 WIB
Firda Zulfannisa Ariga
Sumber Gambar: Pinterest
Komentar
Posting Komentar