Langsung ke konten utama

Postingan

Jangan Sampai Membuatmu Kehilangan Kebahagiaan, Jangan sampai!

Berselancar di dunia maya adalah candu. Nampaknya, begitu yang terjadi belakangan ini.  Padahal, sejak keputusanku pulang ke kampung halaman beberapa bulan yang lalu. Aku mulai terbiasa dengan siklus yang berbeda; merasa kurang begitu tertarik menggenggam ponsel. Berada di rumah berarti aku disibukkan dengan padatnya aktifitas sehari-hari. Ibadah, beberes rumah, mencuci, menyetrika, masak, dan jualan. Sampai-sampai ponsel mati gara-gara kehabisan baterai pun berkali-kali luput dari perhatianku.  Keadaan berduka usai sepeninggalan Nenek ke pangkuan-Nya, sepertinya menjadi alasan utama. Ya, sementara lalu aku sedang ingin hengkang dari dunia maya. Demi upaya melapangkan hati dari rasa kehilangan yang amat berat. Selepas dua bulan hengkang, belakangan aku malah kembali ke kebiasaan lama.  Kesulitan tidur membuatku keasyikan menghabiskan waktu berjam-jam hanya untuk berkeliaran di lini masa. Memperhatikan setiap yang terpampang disana. Beralih dari satu gambar ke gambar lainn...

Allah Tidak Salah Memilih Pundak

"Tapi, dia kan Bapak aku teh, bagaimanapun dia tetap Bapak aku". Serunya sembari terisak. Tidak terasa pipiku ikutan basah saat air matanya pecah dihadapanku. Aku mengerti perasaan sahabatku ini, walaupun tidak sepenuhnya. Setidaknya, aku tahu rasa hancurnya hati seorang anak kala menerima cemoohan orang lain terkait orang tuanya. Ketika dengan seenak hati orang lain mengungkit-ungkit kesalahan dan kekurangan orang tua. Terlebih yang dimaksud dengan orang lain itu malah masih keluarga sendiri, masih sedarah, masih dekat hubungannya.  "Mereka selalu bilang teh, ini semua salah Bapak. Katanya, Bapak itu contoh laki-laki yang tidak bertanggungjawab. Laki-laki yang tidak punya daya upaya, tidak cocok dijadikan pemimpin rumah tangga. Semua menyalahkan Bapak. Bapak sudah nggak ada arti apapun, begitu rendah teh. . .". "Tapi, yang kenal Bapak itu kan aku, aku ini anaknya. Aku kenal Bapak lebih baik dari siapapun. Perceraian ini sudah takdir. Meskipun banyak kekurangan...

Hamasah, Lillah:)

Camkanlah, sesungguhnya engkau tidak sedang mencari penilaian baik manusia. Sebab memang manusia itu makhluk yang penuh kekurangan. Namun terlampau egois dalam menginginkan sesuatu untuk terlihat sempurna. Sekedar dalam pandangannya saja, sebatas porsi yang ia tentukan saja. Camkanlah, sejatinya engkau tengah berbuat hanya demi mendapatkan ridha Allah. Tersebab itulah kau rela terseok-seok merangkak meneladani wanita-wanita mulia terdahulu. Wanita-wanita yang telah Allah janjikan syurga baginya sebagai balasan terhadap ketaatannya kepada Allah semasa di dunia. Bukankah engkau sedang dalam perjalanan? Perjalanan panjang untuk menakhlukkan dirimu sendiri dari keinginan untuk mengulang hal-hal yang telah berlalu. Untuk menoleh pada kisah pedih kala itu, yang justru kini telah jauh kau tinggalkan.  Kali ini jangan pernah kembali. Jangan pernah berpikir untuk mengulang itu semua. Meskipun kau rasa terlalu sulit bertahan di jalan ini. Allah tak lihat hasil. Namun, semoga Allah melihat se...

Semoga Kamu Selalu Baik-Baik Saja

Apapun yang terjadi, semoga kamu selalu baik-baik saja. Setiap orang selalu punya celah menyakiti. Jika kamu benar-benar terluka, semoga kamu cepat-cepat mengobati lukamu. Tidak bergegas membalas dengan bertindak sama. Jika lukamu meradang, tetaplah memilih untuk terus mengobati sampai benar-benar sembuh. Tidak sama sekali menyimpan dendam. Ingat-ingat baiknya dan terus berusaha melupakan buruk-buruknya. Semoga kamu selalu baik-baik saja. Jika kamu lelah, istirahatlah sejenak. Beri sedikit waktu untukmu bercengkrama dengan diri sendiri. Semoga membuatmu berpikir lebih jernih dan segera tahu apa yang harus kamu lakukan. Semoga kamu tetap baik-baik saja. Meski tanpa ada yang membersamai sepimu. Untukmu, bersama Allah lebih dari cukup. Waktu-waktu sulit pasti akan terlewati dengan sendirinya. Kamu hanya akan selalu bersyukur atas segala nikmat yang dimiliki sampai detik ini. Menyukai setiap kurang dan lebihnya. Menyenangi suka dan dukanya. Aku tahu. Hatimu lebih banyak patah. Hari-harimu ...

Menikah Perlu Persiapan~2

Aku menyadari bahwa kehidupan pernikahan adalah sesuatu yang masih misterius. Aku tidak pernah benar-benar tahu apa saja kemungkinan yang terjadi didalamnya kelak, sampai aku berada tepat di posisi itu; ya, pascamenikah. Sebuah sekenario yang masih menjadi rahasia sang pemilik semesta. Sekenario yang setiap episodenya adalah asing namun menuntut dijalani penuh yakin.   Mendengar dan melihat pengalaman orang lain barangkali bisa membuatku mengambil banyak pelajaran. Tapi, itu saja rasa-rasanya belum cukup. Atau bahkan tidak bisa dijadikan pegangan. Sebab, sebaik apapun kita memahami konflik orang lain dan sesempurna mungkin membuat perencanaan sebagai ancang-acang atau bekal menyelesaikan konflik tersebut. Tetap saja, kegagalan berpeluang terjadi.  Adalah kesiapan secara finansial menjadi topik inti. Hal ini akan menjadi awal dari segala pembahasan dalam proses menuju pernikahan. Terkhusus untuk keluarga awam seperti keluargaku dan kebanyakan yang lain. Kalo katanya sih: j...

Jika Merokok Dan Berjudi: I am sorry to say, goodbye!

Kadangkali karakter itu terbentuk oleh kebiasaan. Ada saja orang-orang yang baik itu memang karena sejak lama dia terbiasa menjalani kehidupan di lingkungan yang baik. Terbiasa melakukan kebaikan tersebab biasa melihat dan mencontoh kebaikan-kebaikan di sekelilingnya.  Ada orang yang tidak merokok, sebab dalam kesehariannya memang tidak menemukan seorangpun yang merokok. Terutama dalam ruang lingkup keluarga inti. Ada yang tidak mengenal judi, sebab tidak ada alur yang membuatnya harus tahu tentang perbuatan itu. Begitu pula sebaliknya, ada yang sudah merokok sejak kecil dan ada pula yang mengenal judi dengan fasihnya sebab perbuatan ini sudah biasa tersaji di depan mata. Sudah menjadi sebuah kewajaran baginya. Perkara kebiasaan ini menjadi salah satu topik yang wajib untuk dipikirkan terkait memilih calon pasangan. Syukur-syukur kalo kebiasaan yang dibawanya adalah kebaikan-kebaikan. Seandainya bertolak belakang, bagaimana?  Bagiku, tidak merokok dan tidak pernah berjudi adal...

Berlalu dan Tergantikan

Masa berganti. Waktu terus berlalu. Akan berbeda setiap kisah yang tercipta, hal-hal baru yang ditemui, pun orang-orang yang ditakdirkan ada membersamai. Semua datang dan pergi silih berganti seperti siang dan malam. Setiap orang beranjak. Menemukan tempat ternyaman. Barangkali mencari tempat untuk benar-benar menetap atau boleh jadi hanya sekedar mencari persinggahan yang tepat. Yang kutau, pada akhirnya semua akan menempuh jalannya masing-masing. Bersama lingkaran lain, bertemu pasangan, berumah-tangga, menjadi orang tua, lalu menua dan tiada. Semua bergegas menciptakan jalannya untuk berlalu dan tergantikan. Tidak ada yang benar-benar berdiam untuk selamanya dalam satu kondisi. Ada saatnya nanti tawa riuh dan tangisan yang dahulu penuh kehangatan berganti dengan kakunya sebuah sapa dan pertemuan yang tidak lagi terasa menarik. Rasa suka dan benci pula kadang tak abadi. Setiap ikatan dan setiap perasaan akan menemukan batasnya.  Aku tidak selamanya menjadi teman baik bagi seseora...