Kadangkali karakter itu terbentuk oleh kebiasaan. Ada saja orang-orang yang baik itu memang karena sejak lama dia terbiasa menjalani kehidupan di lingkungan yang baik. Terbiasa melakukan kebaikan tersebab biasa melihat dan mencontoh kebaikan-kebaikan di sekelilingnya.
Ada orang yang tidak merokok, sebab dalam kesehariannya memang tidak menemukan seorangpun yang merokok. Terutama dalam ruang lingkup keluarga inti. Ada yang tidak mengenal judi, sebab tidak ada alur yang membuatnya harus tahu tentang perbuatan itu. Begitu pula sebaliknya, ada yang sudah merokok sejak kecil dan ada pula yang mengenal judi dengan fasihnya sebab perbuatan ini sudah biasa tersaji di depan mata. Sudah menjadi sebuah kewajaran baginya.
Perkara kebiasaan ini menjadi salah satu topik yang wajib untuk dipikirkan terkait memilih calon pasangan. Syukur-syukur kalo kebiasaan yang dibawanya adalah kebaikan-kebaikan. Seandainya bertolak belakang, bagaimana?
Bagiku, tidak merokok dan tidak pernah berjudi adalah sesuatu yang pokok sekali. Bersifat mutlak. Istilahnya, sekeren apapun dia (baca: lelaki) kalo merokok atau berjudi: I'm sorry to say, goodbye. Karena dua hal ini bagian dari hal-hal yang tidak bisa ditolerir atau diganggu gugat apapun alasannya, terkhusus untukku. Ada yang lebih pokok lagi? Jawabannya: ada, banyak. Yang kubahas dalam tulisan kali ini hanya dua diantaranya.
Jadi, kalo ada yang berniat datang dengan embel-embel mau berubah menjadi lebih baik saat bersamaku. Oh mohon maaf sekali kukatakan, "aku bukan tempat rehabilitasi tuan!". Jika ingin menjadikanku tujuan, harusnya sepaket dengan kesiapan-kesiapan bukan hanya seukur janji-janji yang belum tentu bisa ditepati.
Banyak hal lain yang barangkali butuh energi luar biasa untuk dimengerti dan diikhlaskan. Tentang kekurangan, tentang perbedaan pendapat, tentang masalah keluarga yang dibawa masing-masing pribadi, tentang ketidakpekaan, dan ketidakmengertian itu sendiri. Terlalu banyak yang akan menjadi persoalan dalam kehidupan pernikahan kelak, bagaimana mungkin harus ditambah dengan perkara merokok dan berjudi?
Perkara yang nampak remeh tapi akan berat dijalani nanti. Aku tidak bisa, hanya tidak bisa menerima dan jangan paksa menerima. Karena setiap yang bertentangan dengan diriku, kelak suatu hari hanya akan menyakiti diriku sendiri. Menetapkan batas sedini mungkin, adalah bagian dari upayaku mengurangi resiko. Resiko sakit hati terhadap pasanganku dikemudian hari.
Mengubah dan diubah adalah sebuah proses yang sulit dan panjang. Waktuku tidak ingin kuhabiskan lebih lama hanya pada kelapangan hati untuk menunggu perubahan itu menjadi nyata adanya. Jika tidak, ya tidak saja. Jangan diperpanjang dengan pengalihan topik yang barangkali dipikir bisa menjadi pertimbanganku.
Sudah berubah tentu berbeda sekali dengan mau berubah ya. Sudah berubah berarti memang sudah meninggalkan kebiasan itu. Terbukti sejak lama dan diperkuat dengan kesaksian orang-orang terdekat. Yang demikian barangkali masih bisa diberi kesempatan. Selain itu, tidak bisa.
Pandangan ini boleh jadi berbeda bagi masing-masing orang. Camkan, aku tidak menuntut siapapun berpikiran sama. Ini hanya opiniku, hanya prinsipku, bertujuan utama untuk aku pribadi. Kenapa kutulis disini? Karena ini blogku :)
~Zulfannisafirdaus
Komentar
Posting Komentar