Suka bingung sama perasaan sendiri. Ketika diperlakukan orang lain sekehendaknya, rasa ingin berteriak marah. Tetapi yang terjadi, hanya bisa menahan emosi itu dalam-dalam. Lalu, berakhir dengan tangis sebelum tidur.
Pertanyaan kenapa orang lain bisa bertindak semena-mena dan mengesampingkan peduli pada perasaan ini begitu saja menguasai pikiran. Kadang pula, terbesit ingin supaya Allah balaskan rasa sakit yang sama pada mereka kemudian hari.
Lalu, benar. Suatu hari seakan keinginan selintas itu benar-benar terwujud, aku menyaksikan sendiri kejadian menyakitkan menimpa mereka seperti sebuah balasan di waktu yang tidak disangka-sangka.
Apakah melegakan? Tidak... Seperti menambah beban baru, terasa ada yg mengganjal di dalam hati. Berada pada posisi serba salah, apalagi bila dalam kondisi tersebut yang diunggulkan adalah diri sendiri.
Entah mengapa pula aku malah ingin menolak keadaan yang terlanjur berbalik, tidak ingin melihat orang lain tersakiti walaupun semua yg terjadi adalah hasil dari skema sebab-akibat.
Saat keadaan dibalik aku tidak semampu orang lain untuk tidak over thinking. Menjadi cuek dan tidak ambil peduli lebih sulit dijalani ketimbang mengucapkannya. Apa yang kupikir tadi akan jadi balasan setimpal, setelah kejadian malah hanya mencipta kegundahan.
Yaa begitulah, sebagai manusia biasa perasaan ini sangat mudah terbolak-balik. Kadang kali rasa sakit yang diakibatkan oleh orang lain terasa sangat menyiksa, di lain waktu dan kondisi kepada orang yang telah menyakiti tersebut malah dibuat luluh dan iba. Apalah daya, hati manusia memang diciptakan oleh yang Maha Rahim.
Aku sering bertanya, apakah betul setiap doa orang tersakiti akan mendapat pengabulan? Padahal doa yang tidak baik bukankah tidak akan menembus langit? Lalu, bagaimana cara kerja pembalasan itu sebenarnya? Ahh dasar aku, biarkan Allah menetapkan segala yang terjadi berdasarkan perhitungan yang tidak akan pernah salah.
Apakah karena sudah menyakiti ku, kemudian Allah timpakan hal yang serupa untuk membuat mereka merasakan sakit? Belum tentu hey, boleh jadi ada alasan lain yang tidak aku ketahui... Allah lebih tahu, aku saja yang terlalu besar kepala.
Beginilah serba-serbi hidup di dunia, dipertemukan dengan beraneka karakter manusia. Baik dan buruk sudah pasti ada dalam setiap diri. Tidak ada manusia yang 100% baik, sebab fitrahnya perasaan saja punya beragam jenis, tidak terkecuali penyakit hati yang kerap hinggap.
Apa yang perlu dilakukan kepada mereka yang telah menyakiti? Tidak ada, selain mengambil jarak aman.
Komentar
Posting Komentar